Pada
zaman sekarang kendaraan khususnya sepeda motor bukan lagi dianggap barang
mewah, tetapi sudah dianggap sebagai barang primer yang diperlukan oleh seluruh
orang-orang untuk beraktifitas setiap harinya. Apalagi untuk iklim cuaca di
Indonesia khususnya Kalimantan Barat yang cenderung panas. Membuat masyarakat
lebih memilih menggunakan kendaraan untuk bepergiaan. Walaupun berjarak dekat
orang-orang lebih memilih menggunakan kendaraan di banding untuk berjalan kaki.
Terlebih
lagi untuk masyarakat di kecamatan Jawai, orang-orang lebih memilih kendaraan
sepeda motor untuk bepergian. Sepeda
motor lebih banyak dipilih dibanding mobil karena dianggap bisa lebih cepat
mengantarkan orang-orang ketempat tujuan. Selain itu, harga sepeda motor juga
lebih murah. Dan untuk sekarang ini untuk membeli sepeda motor sudah banyak
dipermudah melalui leasing penyedia kredit yang bekerja sama dengan dealer
motor.
Namun
sayangnya, peningkatan jumlah kendaraan dijalan raya ini tidak ikut sebanding
dengan peningkatan pembangunan infrastruktur penunjangnya. Seperti, jalan raya, jembatan, dermaga, dan kapal
pedalaman (feri) .Dikecamatan Jawai sudah banyak sekali jumlah kendaraan
bermotor, apalagi pada saat mendekati musim lebaran jumlah kendaraan bermotor
semakin meningkat pesat. Hal ini disebabkan masyarakat Jawai banyak yang
bekerja diluar daerah maupun luar negri. Dan pada saat menjelang lebaran mereka
rata-rata pulang kampung alias mudik , secara otomatis mereka memerlukan
kendaraan untuk transportasi dikampung halaman. Sekedar info saja, di Kecamatan
Jawai tidak memiliki kendaraan umum untuk jarak dekat. Dulu pada tahun 2000an
kebawah masih ada kendaraan umum tapi setelah 2000an keatas kendaraan umum
tersebut perlahan hilang dan lenyap hingga sekarang. Masyarakat Kecamatan Jawai
memang lebih cenderung memilih kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum.
Selain cepat kendaraan pribadi (sepeda motor) ini juga dianggap lebih murah.
Apalagi ada unsur gengsi dimasyarakat antara naik kendaraan umum dan kendaraan sepeda
motor pribadi. Naik sepeda motor pribadi dianggap gengsinya lebih tinggi
dibanding naik kendaraan umum. Sehingga, semenjak kredit sepeda motor lebih
mudah dan dianggap murah, kendaraan umum sudah ditinggalkan oleh masyarakat
Jawai untuk bepergian di sekitar area daerah kecamatan Jawai. Kecuali untuk
bepergian ke kota atau keluar daerah Kecamatan Jawai, masyarakat masih ada yang
lebih memilih kendaraan umum. Namun untuk anak-anak muda mereka cenderung lebih
memilih menggunakan sepeda motor milik pribadi mereka. Karena dianggap lebih
efektif dan efisien dari segi biaya dan waktu.
Dari tahun ke tahun jumlah kendaraan bermotor
di kecamatan Jawai semakin meningkat namun tidak dibarengi dengan peningkatan
pembangunan infrastruktur di kecamatan Jawai. Kalau mendengar keluh kesah
masyarakat mereka beranggapan, dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor
maka penerimaan pajak pemerintah dari pajak kendaraan bermotor juga ikut
meningkat. Dan seharusnya lagi, dari penerimaan tersebut dapat membiayai
pembangunan infrastruktur khususnya jalan raya di Jawai. Sebenarnya, hal
seperti ini membuat kekecewaan dihati masyarakat. Yang kemungkinan nantinya
salah satu bentuk kekecewaannya adalah malasnya niat untuk membayar pajak dari
masyarakat. Jika masyarakat sudah kecewa maka akan sulit untuk meningkatkan
rasa kepercayaannya kepada pemerintah lagi. Jika, dengan pajak yang cukup besar
diterima pemerintah selama ini saja tidak mampu membiayai pembangunan
infrastruktur di Kecamatan Jawai apalagi nanti jika masyarakat memang
benar-benar sudah kecewa dan tidak mau membayar pajak. Otomatis pajak yang
merupakan sumber penerimaan terbesar di daerah ini akan berkurang atau menurun.
Selama
ini memang sudah ada tindakan dari pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur
jalan raya di kecamatan Jawai namun hanya sekedar tambal lubang-lubang jalan
yang ada. Kalaupun ada perbaikan jalan yang benar-benar perbaikan, hal tersebut
menimbulkan fenomena lucu yang akan saya tulis di paragraf berikutnya. Sebenarnya
lagi, tingkat kualitas jalan di Kecamatan Jawai memang sepertinya sudah tidak
sesuai dengan fungsinya. Selain sepeda motor, yang banyak melintas di jalan
kecamatan Jawai adalah truk-truk dari pengusaha dan petani. Truk yang bermuatan
berton-ton itu sangat cepat merusak keadaan jalan raya di Kecamatan Jawai.
Ada
fenomena lucu pada saat perbaikan jalan di Jawai. Misal, ada perbaikan jalan
sepanjang dari desa A ke desa B. Dan perbaikan jalan di mulai dari desa A mengarah ke desa B. Fakta yang terjadi
adalah, ketika perbaikan jalan di desa A sudah selesai dan sedang perbaikan di
desa B. Jalan di desa A tersebut sudah mulai rusak lagi. Entah ini salah siapa
kita tidak tahu yang mana jelasnya. Ada lagi, perbaikan jalan dengan timbunan
yang biasanya masyarakat sebut sertu. Jadi pada saat, musim panas timbunan
sertu ini akan menimbulkan efek debu yang luar biasa. Kasihan penduduk yang
tinggal di tepi jalan raya. Setiap hari mereka menghirup udara yang mengandung
debu sertu tersebut. Belum lagi debu efek sertu yang ikut masuk kerumah.
Walaupun
keadaan seperti itu, masyarakat tetap bersyukur
karena meskipun berdebu jalanan yang mereka lalui sudah tidak berlubang
bergelombang seperti naik kuda ketika dilalui.
Membahas
tentang kemacetan, permasalahan lalu lintas di Jawai bukanlah seperti di
kota-kota besar lainnya. Kemacetan di Jawai adalah kemacetan yang unik. Saya menyebutnya disini adalah kemacetan
musiman. Karena hanya terjadi pada musim-musim tertentu. Kemacetan di Jawai yang timbul adalah efek
dari keadaan jalan yang rusak dan kurangnya infrastruktur trasnportasi yang
sangat diperlukan masyarakat untuk terhubung secara langsung dengan
kecamatan-kecamatan di seberang Sungai Sambas Besar tersebut. Seandainya
keadaan jalan mulus seperti di kota kemungkinan tidak ada istilah kemacetan di
Jawai. Selain jalan yang rusak terbatasnya panjang jalan juga menjadi penyebab
kemacetan terjadi. Kita ketahui akses pintu masuk menuju kecamatan Jawai itu
semuanya melalui sungai. Tidak ada akses langsung melalui darat. Jadi pada saat
hari-hari besar ataupun menjelang libur terjadi kemacetan besar yang cukup unik
di Jawai. Kemacetan untuk menuju penyeberangan yang disebabkan keterbatasan
infrastruktur penyeberangan menuju Jawai. Mungkin orang-orang menganggap ini
hanya hal biasa dan bukan masalah. Tapi menurut saya dan mungkin menurut
pengguna jalan di Jawai ini adalah masalah besar, efek dari minimnya
infrastruktur yang menunjang mulusnya perjalanan masyarakat.
Seperti
pada hari-hari besar seperti pada saat lebaran. Orang-orang ramai datang ke
Jawai selain dikenal dengan masyarakatnya yang ramah. Jawai juga dikenal dengan
objek wisata pantai yang indah. Nah, pada saat seperti inilah kemacetan besar
terjadi. Kendaraan banyak dan jalan rusak yang menjadi kekacauan lalu lintas. Apalagi
pas musim penghujan ada kendaraan yang amblas ditengah jalan. Jalanan akan
menjadi sangat macet. Memang lucu dan unik, daerah yang masih tergolong
terpencil di sudut ekor borneo bisa terjadi macet. Anehnya, meskipun demikian
orang-orang tetap saja selalu ramai datang ke Jawai di setiap hari-hari besar.
Dengan kondisi jalan yang rusak saja Jawai mampu menarik banyak orang-orang
untuk datang, apalagi jika sudah memiliki jalan yang mulus.
Selama
ini memang selalu ada solusi dan tindakan yang dilakukan pemerintah untuk
mengatasi permasalahan transportasi di Kecamatan Jawai. Namun,
perbaikan-perbaikan hanya bersifat sementara, entah karena kualitas jalan yang
tidak bagus atau karena kondisi banyaknya kendaraan atau cuaca di Jawai saya
tidak bisa menjelaskannya.. Yang kadang dermaga feri yang rusak tepat menjelang
hari-hari besar, dan juga feri yang disediakan juga termasuk feri yang kecil
tidak bisa banyak mengangkut penumpang dan kendaraan, hingga menyebabkan
antrian panjang yang menimbulkan kemacetan mirip kemacetan di pintu masuk tol
di Jakarta. Untuk yang penyeberangan melalui Penjajab-Sungai Batang juga tidak
kalah macetnya. Pada menjelang hari libur, hari besar atau hari-hari tertentu
lainnya kendaraan sangat membludak. Antrian kendaraan sepeda motor sangat
panjang yang bisa berjam-jam baru bisa menyeberang.
Sebaiknya,
dengan kondisi yang seperti itu. Pemerintah harus merencanakan pembangunan
jalan di kecamatan Jawai bukan hanya dengan material aspal. Tetapi jalan di
kecamatan jawai juga harus di beton dengan kuat dan berkualitas bagus. Agar
jalan di kecamatan Jawai tahan lama. Meskipun biayanya lumayan besar, namun
dapat menghemat anggaran lumayan lama atau dengan kata lain penghematan anggaran
untuk jangka panjang. Selain itu, pemerintah juga harus segera merealisasikan
pembangunan jembatan penghubung Jawai dengan Kecamatan di seberang Jawai.
Karena selama ini, tidak adanya jembatan memang merupakan menjadi masalah
transportasi tersbesar di Kecamatan Jawai Semenjak banyaknya kendaraan yang
masuk di Jawai. Selain itu, minimnya penujang infrastruktur trasnportasi di
Jawai merupakan salah satu faktor penghambat kegiatan ekonomi di Jawai. Atau
cara yang terakhir, jika memang dengan menjadi bagian dari wilayah Kabupaten
Sambas sulit sekali bagi Jawai untuk
mendapatkan kemajuan infrastruktur. Maka sebaiknya Kecamatan Jawai dan
kecamatan-kecamatan lain yang berada di pesisir Sambas membentuk Kabupaten baru.
Dengan adanya pemekaran seperti ini, pendistribusian keuangan pemerintah
menjadi lebih terfokus, dan juga pastinya akan terjadi peningkatan-peningkatan
status jalan yang dapat mengurangi beban keuangan kabupaten.
Dengan
kondisi infrastruktur yang bagus pasti akan banyak investasi masuk yang akan
mendorong pertumbuhan ekonomi di kecamatan Jawai, yang mungkin juga akan
berdampak ke pertumbuhan ekonomi kabupaten Sambas. Selama ini walaupun dengan
infrastruktur transportasi yang buruk Jawai tetap mengalami peningkatan
pembangunan perekonomian. Dengan kondisi seperti itu saja kecamatan Jawai bisa
maju dan membangun daerahnya, apalagi jika infrastruktur sudah bagus. Pasti
akan menjadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar